Artikel Terkait

Kisah Gajah Mada Menyatukan Nusantara [Indonesia] | Blognya Mba Ninda Tralala > >

Kisah Gajah Mada Menyatukan Nusantara [Indonesia]


Gajah Mada adalah seorang pahlawan dari Majapahit yang bercita-cita untuk mempersatukan nusantara dalam kedaulatan Majapahit. Gajah Mada merupakan pahlawan yang tegas dan pintar dalam menyusun strategi perang, hal itu terbukti ketika Gajah Mada berhasil menumpas pemberontakan-pemberontakan besar, misalnya pemberontakan Kuti yang dipimpin oleh Ra Kuti yang terjadi pada masa pemerintahan Jayanagara. Pemberontakan Kuti ini merupakan pemberontakan yang berbahaya, karena pasukan kuti bisa menduduki ibu kota Majapahit saat itu. 
Namun dengan cerdik, Gajah Mada menyusun strategi, dan hasilnya pemberontakan kuti dapat ditumpas.

Sejak keberhasilan Gajah Mada dalam menumpas pemberontakan kuti, karirnya semakin menanjak. Atas jasa-jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi seorang Patih pada pemerintahan Jayanagara. Ia menjadi Mahapatih (MENTERI BESAR) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya.
Ketika pengangkatan Gajah Mada sebagai Patih, ia mengucapkan sebuah sumpah yang kita kenal sebagai “Sumpah Palapa”. Sumpah ini tercantum dalam serat Paparaton atau beberapa kalangan menyebutnya sebagai Kitab Paparaton, namun dalam serat paparaton tidak disebutkan nama Sumpah ini. 

Nama sumpah ini berasal dari penilaian konvensional dan tradisional para ahli Jawa Kuno yang sudah dirundingkan secara matang untuk kemudian muncul nama Sumpah Palapa. Dimana dijelaskan bahwa Gajah Mada tidak akan menghentikan puasanya sampai ia bisa menyatukan Nusantara dibawah kedaulatan Majapahit. Namun ada juga versi lain mengatakan bahwa Gajah Mada tidak akan memakan buah maja sampai ia bisa menyatukan Nusantara dalam kedaulatan Majapahit.



Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi
Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada : “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.
Terjemahannya adalah :
Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa (nya). Beliau Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru) melepaskan puasa, jika (berhasil) mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru) melepaskan puasa (saya)”.

Dari bunyi sumpah Palapa tersebut dapat ditemukan beberapa fakta yang penting bahwa yang pertama, gajah mada mempunyai keinginan yang begitu besar untuk nantinya dapat mengabdi pada kerajaannya karena mengingat sumpah yang dilontarkannya tersebut bukanlah bersifat min-main melainkan sudah melibatkan harga dirinya sebagai seorang lelaki dan patih di kerajaannya. Apabila ia sampai melanggar ataupun tidak dapat memenuhinya maka nantinya harga dirinya jelas terinjak-injak dan juga anggapan rakyat Majapahit beserta pejabat Majapahit pada sosoknya akan berubah drastis. Fakta yang kedua adalah bahwa dengan adanya sumpah tersebut mengindikasikan bahwa pada masa itu tidak seluruh wilayah Nusantara berada pada kekuasaan kerajaan Majapahit. Sehingga melihat tersebut Gajah mada merasa tertantang dan tergerak untuk nantinya dapat menyatukan Nusantara dalam satu kedaulatan utuh. Yang ketiga adalah bahwa dilihat dari sisi bentuk Sumpah Palapa adalah prosa. Sedangkan isinya mengandung pernyataan suci kepada Tuhan Yang Maha Esa yang diucapkan oleh Gajah Mada di hadapan ratu Majapahit Tribuwana Tunggadewi dengan disaksikan oleh para menteri dan pejabat-pejabat lainnya, yang substansinya Gajah Mada baru mau melepaskan (menghentikan) puasanya apabila telah menguasai seluruh nusantara.


Sumpah Palapa ini bukan hanya isapan jempol Gajah Mada. Semua yang ia sumpahkan memang dilaksanakannya dengan baik. Terbukti bahwa saat itu wilayah Majapahit meliputi seluruh wilayah Nusantara, dan beberapa wilayah lainnya.

Wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas, bahkan melebihi luas wilayah Republik Indonesia sekarang. Oleh karena itu, Muhammad Yamin menyebut Majapahit dengan sebutan Negara nasional kedua di Indonesia.

          Kisah Gajah Mada ini tidak akan terlupakan oleh Sejarah. Karena berkat kesungguhan dan kegigihan Gajah Mada dalam menyatukan Nusantara merupakan suatu pencapaian yang sangat bagus dan tidak akan dilupakan oleh sejarah sebagai Kemegahan Majapahit pada waktu itu.

Demikianlah Kisah gajah Mada Menyatukan Nusantara Semoga Bermanfaat





0 Response to "Kisah Gajah Mada Menyatukan Nusantara [Indonesia] "

Post a Comment